KH. Syam’un: Ulama, Pejuang, dan Pendidik Bangsa

KH. Syam’un lahir pada tahun 1894 di Cilegon, Banten. Sejak muda, beliau dikenal sebagai sosok yang memiliki kecintaan mendalam terhadap ilmu pengetahuan dan agama. Beliau menempuh pendidikan agama di berbagai pesantren di Nusantara, lalu melanjutkan pengembaraan ilmiahnya ke Tanah Suci Makkah.

Sepulang dari Makkah, KH. Syam’un membawa semangat perubahan. Di tengah kondisi penjajahan Belanda yang menindas, beliau menyadari pentingnya membangun kesadaran umat melalui pendidikan.
Pada tahun 1925, beliau mendirikan Al-Khairiyah di Cilegon, sebuah lembaga pendidikan yang memadukan ajaran Islam, ilmu pengetahuan, serta semangat nasionalisme. Melalui Al-Khairiyah, KH. Syam’un tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga membina kemandirian, keberanian, dan kecintaan kepada tanah air di kalangan santri.

Selain sebagai pendidik, KH. Syam’un juga aktif dalam dunia politik dan perjuangan kemerdekaan. Beliau pernah menjabat sebagai Bupati Serang dan dikenal sebagai pemimpin yang tegas, adil, dan dekat dengan rakyat.
Di masa revolusi kemerdekaan, KH. Syam’un terlibat aktif dalam perlawanan terhadap penjajah. Perjuangannya tidak hanya di medan pendidikan, tetapi juga di medan tempur demi membela kehormatan bangsa.

KH. Syam’un wafat pada tahun 1947, namun semangat perjuangan dan pengabdiannya terus hidup melalui Al-Khairiyah dan generasi-generasi penerusnya.

Warisan Abadi KH. Syam’un:

  • Pendiri Al-Khairiyah (1925)
  • Pejuang kemerdekaan Indonesia
  • Bupati Serang pasca-kemerdekaan
  • Inspirator pendidikan nasional berbasis nilai-nilai Islam dan patriotisme

Al-Khairiyah adalah cermin dari visi besar beliau:
“Mencerdaskan umat, membebaskan bangsa.”